KSL tahun 2016 dilaksanakan ke Balai Bahasa Provinsi Bali. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa semester 6 (enam) yang berjumlah 60 orang, dosen berjumlah 21 orang, dan pengurus HMJ 19 orang. Kunjungan itu akan diisi dengan seminar singkat tentang Balai Bahasa Provinsi Bali dalam mengembangkan bahasa dan sastra Indonesia. Tujuan dilakukannya kegiatan studi lapangan ini adalah merealisasikan program yang disusun oleh Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 2016, mengkaji dan memahami perkembangan masyarakat guna mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi dalam sektor atau bidang relevan dengan bidang Bahasa dan Sastra Indonesia, menambah wawasan tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat dan dinamikannya sehingga dapat dipahami, diporeh gambaran dan alternatif tentang peluang dan kesempatan bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia untuk mengamalkan kinerja yang dimiliki dan diperolehnya di bangku kuliah setelah mereka lulus, utamanya dalam bidang kesusastraan, memperoleh wawasan yang lebih spesifik tentang proses kreatif pengarang.
Kegiatan Studi Lapangan ini akan dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober 2016 di Kantor Balai Bahasa Provinsi Bali. Seperti halnya dengan kegiatan-kegiatan lainnya, pelaksanaan KSL dilakukan dalam tiga tahap, yaitu terhadap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan. Tahap perencanaan KSL dilakukan dengan melaksanakamn rapat bersama seluruh mahasiswa semester 6 yang dipandu oleh Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada tanggal 1 Oktober 2016. Rapat dilaksanakan pada pukul 17.00 Wita di lobi Fakultas Bahasa dan Seni. Hal-hal yang dibahas dalam rapat , yaitu waktu keberangkatan, pakaian yang digunakan, piagam KSL, dan laporan KSL.
Mahasiswa dan dosen sudah berkumpul pukul 05.00 Wita di Parahyangan Kampus Bawah untuk melakukkan persembahyangan secara mandiri. Kemudian, mahasiswa dan dosen menunggu bus. Terdapat lima rombongan bus yang digunakan. Kurang lebih pukul 06.30 Wita, rombongan bus berangkat dari kampus bawah menuju Bali Bahasa Bali. Sekitar pukul 10.30, rombongan sampai di Bali Bahasa Bali. Kami menuju front office dan disambut langsung oleh ketua Bali Bahasa Bali, Bapak Drs. Iwayan Tama, M.Hum.
Selanjutnya, rombongan diiringi ke aula Balai Bahasa Bali di Lantai dua untuk mengikuti acara seminar. Sebelum seminar di mulai, dilakukan sambutan oleh Bapak I Made Astika. S.Pd,.M.A selaku Ketua Jurusan dan Bapak Wayan Tama, M.Hum., selaku ketua Balai Bahasa Bali. Setekah sambutan berakhir, kesempatan dilimpahkan kepada moderator acara Bapak I Wayan Artika S.Pd.,M.Hum. Moderator memperkenalan dua orang pembicara. Pembicara pertama membahasa tentang duta bahasa dan pembicara kedua membahasa tentang pemetaan penelitian bahasa dan sastra Indonesia. Materi mengenai duta Bahasa dipaparkan oleh I Nyoman Sutrisna salah satu staf di Balai Bahasa Bali. Hal-hal yang dipaparkan meliputi, tujuan pemilihan duta Bahasa, para duta Bahasa dari tahun ke tahun, program duta Bahasa, serta persyaratan utuk menjadi duta Bahasa.
Pertama, tujuan pelaksanaan pemilihan duta Bahasa, yaitu mengacu pada pada pelaksanaan duta Bahasa Nasional, sebab pemenang Duta Bahasa Bali berhak mewakili Bali ke tingkat Nasional. Tujuan memilih duta Bahasa, yaitu untuk meningkatkan peran generasi kuda dalam memantapkan funsi Bahasa Indnesia, bahasa daerah, dan Bahasa Asing sesuai dengan ranah kegunaanya masing-masing guna memperkuat jati diri dan daya saing bangsa.
Kedua, duta Bahsa dari tahun ke tahun. Duta Bahasa pertama pada tahun2006, yaitu Agus Darma Yoga Pratama dan Ayu Diah Indira Virgiastuti. Tahun 2007 I Nyoman Sutara dan Ayu Diandra Sari. Di tahun 2008, terdapat Gede Putra Kartika Wijaya dan Kadek Wirahyuni (sekarang dosen di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia).Duta Bahasa Indonesia 2009, I Kadek Purnawan dan Luh Merry Dyanthi. Sementara itu, tahun 2010 terdapat Made Dwi Setyadhi dan Nyoman Krisna Kumalayani. I Made Subagiarta dan Ni Nyoman Ayu Suciartini adalah Dura bahasa tahun 2011. Tahun 2012, I gede Wahyu Adi Raditya dan Kadek Ridoi Rahayu. Di tahun 2013, Terdapat I Gede Susila Arsana Putra dan Anak Agung Mia Intentilia. Tahun 2014, Made Adi Suadnyana dan Ayu Indah Carolina. Pada Tahun 2016, I Gede Haldika Kresna Wirawan dan Ni nyoman Clara Listya Dewi. Untuk Tahun 2017, pendaftarannya akan segera di buka dalam waktu dekat.
Ketiga, Program duta Bahasa Bali. Setiap duta bahasa diwajibkan menjalankan program unggulan selama menjabat. Program-program yang telah dilaksanakan oleh beberapa duta bahasa sebelumnuya, yaitu Gerakan Cinta Bahasa Indonesia, Kafe Bahasa, Banjar Mendongeng, serta kegiatan lomba yang berada dalam koridor bahasa dan sastra. Program-program tersebut dijalankan bersama oleh para duta bahasa yang tergabung dalam paguyuban Duta Bahasa Bali Provinsi Bali.
Keempat, persyaratan untuk menjadi duta bahasa. Sejak tahun 2006 Duta Bahasa telah di laksanakan dan sukses sampai tahun terakhir 2016. Terhitung Bali telah empat kali mendapat juara pertama di tingkat Nasional dan dinobatkan sebagai Duta Bahasa Nasional. Pada tahun 2017, tentu ajang bergengsi ini akan dilaksanakan kembali. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi untuk mengikuti proses seleksi dalam pemilihan Duta Bahasa Bali, Yaitu (1) Pemuda dan Pemudi berusia 18-25 Tahun, (2) ber-KTP di wilayah Provinsi Bali, (3) belum menikah, (4) berkepribadian menarik dan berpenampilan menarik,(5) mahir berbahasa Indonesia dan Bahasa Daerah, serta menguasai salah satu Bahasa Asing, (6) membuat karangan Argumentasi dalam Bahasa Indonesia dengan tema “Pemuda dan Bahasa”.
Pembahasan mengenai syarat-syarat Duta Bahasa Bali sekaligus menutup pembahasan materi seminar yang pertama. Selanjutnya, seminar diambil alih oleh pembicara kedua. Diakhiri pembahasan materi kedua materi, dilakukan sesi diskusi. Dua orang mahasiswi dan satu orang dosen berpartisipasidalam sesi ini. Setelah sesi diskusi, seminar ditutup oleh Bapak Nyoman Sutrisna sembari memberikan sedikit informasi tentang progam BIPA.
Pukul 12.30 Wita kami rombongan istirahat makan siang di tempat seminar. Masing-masing Korlas membagikan nasi kepada kelasnya masing-masing. Setelah makan, kami pulang ke Singaraja pukul 13.00 Wita. Di tengah perjalan pulang, kami menyempatkan singgah ke Pasar Bedugul untuk membeli beberapa oleh-oleh untuk bawa pulang. Kurang lebih pukul 17.00 Wita kami tiba di Kampus.
Pelaksanaan kegiatan studi lapangan yang kami lakukan kemudian harus kami ceritakan dalam bentuk laporan. Hal ini merupakan tahap terakhir dari KSL, yaitu evaluasi kegiatan. Laporan kegiatan ini merupakan bentuk tanggung jawab mahasiswa sebagai bukti bahwa telah melaksanakan KSL. Selain itu, laporan ini berfungsi memberikan gambaran kegiatan evaluasi untuk KSL pada tahun berikutnya.