Bagi institusi kampus, belajar tidak hanya dilakukan di dalam kelas. Lingkungan sosial juga bisa menjadi tempat yang layak dijadikan sebagai sumber menimba pengalaman. Hal itu penting dilakukan mengingat tugas tenaga pengajar di perguruan tinggi tersirat dalam Tridarma Perguruan Tinggi, yaitu mengemban tugas pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Melalui tugas-tugas tersebut, tenaga pengajar di perguruan tinggi antara lain mempunyai kewajiban meningkatkan kualitas pendidikan terhadap mahasiswa, mengembangkan ilmu, dan membantu meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, proses pendidikan di perguruan tinggi senantiasa berinteraksi dengan lingkungan, baik sosial, budaya, ekonomi, maupun politik. Interaksi tersebut menandakan bahwa kehidupan pendidikan di sebuah perguruan tinggi tidak berlangsung dalam suasana steril dan vakum.
Tenaga pengajar atau dosen pada Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha berupaya menyadari betul akan kondisi tersebut. Tenaga pengajar atau dosen pada Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia selalu berupaya mengkaji dan memahami perkembangan lingkungan masyarakat bahkan menjadi agenda rutin yang dilaksanakan tiap tahun. Hal itu didasari pemikiran bahwa lingkungan masyarakat senantiasa berubah dengan cepat dan perubahan itu perlu diikuti. Dengan begitu, dinamika pendidikan yang berjalan di Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia selalu dapat diselaraskan dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat.
Tema kegiatan “Kegiatan Studi Lapangan (KSL) Sebagai Sarana Pembelajaran Alternatif bagi Mahasiswa di Masyarakat”. Dalam rangka itu, kegiatan yang dilaksanakan berupa kunjungan ke Balai Bahasa Provinsi Bali pada tanggal 22 Juni 2017. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa semester 6 (enam) yang berjumlah 60 orang, dosen berjumlah 21 orang, dan pengurus HMJ 19 orang. Kunjungan itu akan diisi dengan seminar singkat tentang Balai Bahasa Provinsi Bali dalam mengembangkan bahasa dan sastra Indonesia.
Mahasiswa yang ikut serta dalam kegiatan ini berangkat menuju Balai Bahasa Bali sekitar pukul 06.30 WITA. Perjalanan ini menempuh waktu kurang lebih 3 jam. Ketika sampai di Balai Bahasa, rombongan mahasiswa beserta dosen-dosen yang ikut serta dalam kegiatan ini langsung memasuki ruangan untuk mengikuti seminar tentang pemetaan hasil penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia. Kegiatan ini diawali dengan sambutan Korprodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Bapak I Made Astika, S.Pd.,M.A. Dalam sambutan tersebut, beliau menyampaikan bahwa kegiatan studi lapangan (KSL) merupakan program jurusan yang dilakukan setiap tahun. Kegiatan ini bertujuan menambah pengetahuan mahasiswa mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Bahasa Indonesia. Kegiatan ini dirasa perlu karena mahasiswa tidak hanya belajar di ruang kelas, tetapi juga perlu adaya informasi-informasi yang diperoleh dari luar.
Diskusi ini berlangsung kurang lebih 1 jam dan dimoderatori oleh Bapak Dr. I Wayan Artika, S.Pd., M.Hum., selaku Pembimbing Kemahasiswaan. Sebelum pemateri menyampaikan informasi, beliau juga menyampaikan beberapa hal penting tentang dilakukan kegiatan studi lapangan (KSL). Beliau mengungkapkan bahwa melalui kegiatan ini diharapkan mahasiswa memperoleh manfaat secara praktis. Mahasiswa juga diharapkan mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan tertib karena Bahasa sangat ditentukan oleh kontrol pengunaan bahasa itu sendiri. Setelah pemaparan yang disampaikan oleh pembimbing kemahasiwaan yang dalam kegiatan ini selaku moderator, tibalah saat penyampaian materi tentang pemetaan hasil penelitiian Bahasa dan Sastra Indonesia. Adapun narasumber dalam penyampaian materi tersebut, yaitu Bapak I Wayan Nitayadnya., S.S., M.Hum. Beliau adalah staf yang bergabung dalam tim penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia di Balai Bahasa Bali.
Sebelum penyampaikan materi, beliau mengucapkan terima kasih atas kunjungan mahasiswa Jurussan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan para dosen ke Balai Bahasa Bali. Pertama-tama beliau menyampaikan tentang tugas pokok dan fungsi pokok Balai Bahasa. Adapun tugas pokok Balai Bahasa adalah melakukan pengembangan dan pembinaan Bahasa dan Sastra Daerah. Tugas pengembangan berkaitan dengan proses pengembangkan bahasa itu sendir, sedangkan pembinaan berkaitan dengan penutur atau penggunaan bahasa.
Selain tugas pokok, beliau juga menyampaikan fungsi Balai Bahasa, yaitu melaksanakan kebijakan teknik Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa pada bidang pembinaan dan Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia di daerah, serta bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan teknis pada bidang kebahasaan dan kesastraan daerah.
Fungsi pokok tersebut kemudian dibagi kedalam dua program kerja yang dilakukan oleh Balai Bahasa, yaitu program kerja bidang pengembangan dan program kerja bidang pembinaan. Dalam bidang program kerja bidang pengembangan, Balai Bahasa melakukan beberapa program, meliputi penelitian bahasa dan sastra, penerbit jurnal ilmiah Aksara, penerbit kamus dwibahasa Indonesia-Bali, penyusun soal-soal UKBI, penyusunan bahan ajar penunjang BIPA, penyusun ensiklopedia sastra, dan pengelolaan. Selanjutnya, pada program kerja bidang pembinaan juga memiliki beberapa program yang tentunya menjadi sasaran adalah penggunaan Bahasa itu sendiri. Adapun program kerjanya meliputi, penyuluhan Bahasa dan Sastra, bengkel Sastra, seminar Bahasa dan Sastra, siaran pembinaan Bahasa dan Sastra pada media massa, uji kemahiran berbahasa Indonesia (UKBI), serta melakukan kerja sama dengan berbagi pihak/instansi/lembaga/ organisasi profesi.
Setelah pemaparan awal mengenai tugas dan fungsi pokok Balai Bahasa, pemater kemudian masuk pada bahasan pokok/utama, yaitu mengenai pemetaan hasil penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia yang dilakukan oleh Balai Bahasa merupakan proses pengambaran hasil capaian penelitian Bahasa dan Sastra yang sistematik. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran sejauh mana aspek-aspek kebahasaan dan kesastraan yang telah di garap, dasar penyusunan program kerja penelitian selanjutnya, dan menghidari ketumpangtindihan penelitian.
Dalam paparnya informasi mengenai pemetaan hasil penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia, pemateri juga menyampaikan judul-judul penelitian yang selama ini telah dilaksnakan oleh Balai Bahasa. Lalu, pada penelitian kesastraan, Balai Bahasa telah melakukan penelitian objektif, mimesis, dan Interdisipliner. Setelah pemaparan materi mengenai pemetaan hasil penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi. Pada sesi ini, terdapat dua pertanyaan kedua diajukan kepada pemateri. Pertanyaan pertama diajukan oleh Bapak I Dewa Gede Budi Utama., S.Pd.,M.Hum. dan dilanjutkan dengan pertanyaan kedua oleh Ida Ayu Gede Pramiari, salah satu mahasiswa Jurusan Pendidikan Basasa dan Sastra Indonesia semester 6. Pertanyaan yang diajukan oleh Bapak I Dewa Gede Budi Utama., S.Pd.,M.Hum. Berkaitan dengan ada tidaknya kerja sama yang dilakukan oleh Balai Bahasa dalam melaksanakan penelitian. Adapun jawaban yang diperoleh dari Balai Bahasa bahwa ada beberapa penelitian yang dilakukan dengan kerja sama dan ada pula penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Balai Bahasa. Untuk kedepan sangat memungkinkan Balai Bahasa melibatkan UNDIKSHA dalam melakukan penetian, khususnya Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pertanyaan kedua yang diajukan oleh Ida Ayu Pramiari mengenai cara menjawab rumusan masalah yang dirasa sulit diperoleh data karena sumber data sudah wafat. Berkaitan pertanyaan tersebut, pemateri memberikan jawaban bahwa dalam melakukan penelitian seorang peneliti menggunakan paradigma yang didukung oleh pendekatan. Penelitian yang bersifat objektif akan mengarah penelitian pada teks dan persepsi pribadi untuk menemukan data yang ingin dicari. Kegiatan ini berakhir pada pukul 12.00 WITA. Sesi diskusi tersebut mengakhiri kegiatan seminar pemetaan hasil penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia. Pada akhir kegiatan diisi dengan foto bersama dosen dan mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.